Senin, 28 Maret 2011

Kadhafi yang Kontroversial


TAK banyak yang mengenal
Kolonel Muammar Kadhafi lebih detil. Namun ketika negaranya Libya bergejolak, ketika rakyatnya berusaha melengserkannya, banyak yang ingin tahu sepak terjang pimpinan negara yang hanya berpangkat kolonel ini.
Di usianya yang 60 tahun lebih, Kadhafi muncul di panggung dunia dengan gaya yang eksentrik (maverick) atau nyeleneh.
Selama kepemimpinannya, dia menyebut jadi pahlawan revolusi hingga menjadi paria internasional.
Kadhafi pula yang mengembangkan falsafah politiknya sendiri, menulis buku yang menurut penulisnya, begitu berpengaruh sampai-sampai mengalahkan apa pun yang diimpikan Plato, Locke atau pun Marx.
Seperti yang dirangkum BBC dan ABC dan kemudian dikutip detikcom, Kadhafi dalam kesehariannya, ia banyak hadir dalam berbagai pertemuan internasional dan Arab. Ia terlihat sangat menonjol, bukan hanya karena gaya berpakaiannya yang mencolok dan mewah, tetapi juga pidatonya yang blak-blakan dan perilakunya yang tidak biasa.
Seorang pengamat Arab pernah menjuluki dia “Picasso” Timur Tengah.
Dalam hidupnya, Kadhafi sangat mengagumi pendiri Mesir, presiden Jamal Abdul Naser. Ketika mulai berkuasa lewat kudeta militer tak berdarah 1969, Kadhafi adalah perwira militer muda, tampan dan berkharisma.
Setelah berkuasa, ia mempromosikan dirinya dari kapten menjadi kolonel dan setelah itu tidak pernah naik pangkat. Padahal kalau ia mau, tak ada yang dapat melarang.
Ketika mulai berkuasa, Kadhafi pertama-tama menetapkan cara mengatasi warisan ketidakadilan ekonomi yang waktu itu sangat didominasi oleh pihak asing. Bagi Nasser, ketidakadilan itu adalah terusan Suez. Bagi Kadhafi, ketidakadilan itu adalah minyak.
Cadangan minyak ditemukan di Libya pada akhir tahun 50-an, tetapi eksploitasinya dikuasai perusahaan asing. Mereka inilah yang menentukan harga sesuai dengan kebutuhan konsumen di dalam negeri mereka masing-masing. Selain itu mereka menikmati setengah dari pendapatan.
Kadhafi menuntut perundingan ulang kontrak-kontrak itu, dan mengancam akan menutup produksi jika perusahaan-perusahaan itu menolak.
Kadhafi sering diingat karena mengancam para direktur perusahaan-perusahaan minyak asing dengan mengatakan bahwa “orang yang selama 5.000 tahun hidup tanpa minyak, masih bisa hidup tanpa minyak selama beberapa tahun lagi demi memperoleh hak mereka kembali”.
Langkah itu berhasil, Libya menjadi negara berkembang pertama yang mendapatkan bagian mayoritas dari pendapatan produksi minyak negaranya.
Negara-negara lain kemudian mengikuti preseden ini dan pada tahun 1970-an boom minyak Arab dimulai.
Libya berada dalam posisi paling strategis untuk menikmati keuntungan. Ketika itu tingkat produksinya sudah menyamai negara-negara teluk dan Libya saat itu adalah negara terkecil di Afrika (dengan tiga juta penduduk pada saat itu), Libya dengan cepat meraup emas hitam tersebut.

Politik
Kadhafi tidak mengikuti doktrin nasionalisme Arab, atau menunjukkan konsumerisme berlebihan yang melanda kawasan teluk.
Kadhafi melahirkan teori sendiri yang dikenal dengan “buku hijau”.
Terlahir dari orangtua Badawi yang nomaden pada 1942, Kadhafi adalah anak pintar, penuh akal tetapi dia tidak menjalani sistem pendidikan yang ketat, selain belajar membaca Alquran dan latihan militer.
Awal tahun 70-an dia membuktikan diri sebagai filusuf politik terkenal, mengembangkan satu teori bernama teori universal ketiga yang dipaparkannya secara mendalam dalam buku terkenalnya green book (buku hijau).
Teori dia menyelesaikan kontradiksi yang ada secara melekat dalam kapitalisme dan komunisme, guna mengantarkan dunia ke revolusi politik, ekonomi dan revolusi sosial dan membebaskan kalangan tertindas di manapun.
Karena tidak adanya tantangan terhadap pemerintahannya di dalam negeri, Kadhafi berhasil membawa kampanyenya menentang imperialisme ke seluruh dunia.
Dia juga mendanai dan mendukung kelompok-kelompok militan dan gerakan perlawanan di sejumlah negara. Kadhafi juga menjadikan warga Libya di pengasingan sebagai sasaran. Puluhan di antara mereka diyakini tewas di tangan jaringan intelijen global Libya.
Jika banyak pemerintah tidak mempedulikan catatan hak asasi manusia mereka di dalam negeri dan menghukum para pembangkang di luar negeri, tindakan mendukung kelompok-kelompok teroris adalah masalah lain.

Kontroversi
Satu pemboman di sebuah klub malam yang digunakan tentara Amerika Serikat di Berlin 1986, dianggap dilakukan oleh agen Libya.
Presiden Amerika Serikat waktu itu, Ronald Reagan memerintahkan serangan udara ke Tripoli dan Benghazi, sebagai balasan atas kematian dua tentaranya. Walau tidak ada bukti pasti selain “obrolan” bahwa Libya memerintahkan serangan itu.
Reputasinya semakin bersinar di antara para penentang kebijakan luar negeri Amerika. Pemboman penerbangan Amerika Pan-Am nomor 103 di atas kota Lockerbie, Skotlandia pada tahun 1988 mempertegas sikap Amerika terhadap Libya. Pemboman itu menewaskan 270 penumpang dan orang-orang yang ada di Lockerbie.
Keputusan Kadhafi menolak menyerahkan dua tersangka Libya ke aparat hukum Skotlandia, melahirkan sanksi-sanksi PBB terhadap Libya dan proses perundingan yang panjang. Akhirnya berakhir tahun 1999 dengan penyerahan kedua tersangka tersebut dan pengadilan terhadap mereka.
Salah satunya, Abdelbaset Ali al-Megrahi dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tetapi seorang lagi dinyatakan tidak bersalah.
Mantan PM Ingris Tony Blair termasuk di antara banyak kepala negara yang datang menyinggahi tenda Badawi milik Gaddafi yang mewah yang dipasang di istananya di Tripoli.
Ketika angin revolusi berhembus ke dunia Arab dari Tunisia pada Desember 2010, Libya bukan berada dalam urutan teratas daftar “negara mana berikutnya”.
Kadhafi adalah penguasa otoriter yang berkuasa puluhan tahun, tetapi dia tidak dipandang sebagai boneka Barat.
Dia membagi-bagikan kekayaan, tapi juga memperkaya keluarganya sendiri dari industri minyak.
Kadhafi mensponsori pekerjaan umum yang besar seperti proyek pengadaan air buatan manusia yang terkenal bernama Great Man-Made River yang memasok air segar ke negara gurun Libya dan sejumlah mega proyek lain.
Kini banyak yang bertanya-tanya, mungkinkah Kadhafi akan menyerah, tidak ada catatan masa lalu yang mengisyaratkan seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar