Sabtu, 14 Mei 2011

Harga Jagung Pipilan Pasaman Barat Merosot


Iwan, 48, salah seorang petani jagung di Padangtujuh, Kecamatan Pasaman mengatakan, kondisi ini telah berlangsung sejak satu minggu yang lalu. Turunnya harga jagung ini, membuat para petani kembali resah. Sebab, jika harganya terus saja merosot tentu membuat petani rugi.    

“Banyak petani jagung yang mengeluh melihat perkembangan harga saat ini. Dimana saat produktifitas meningkat, namun tidak diikuti dengan perkembangan harga yang baik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dengan mengembangkan tanaman jagung ini, para petani berharap bisa memperoleh keuntungan yang cukup besar. Namun, kenyataannya apa yang diharapkan petani saat ini tampaknya belum tercapai, karena harga komoditas ini kembali turun. “Mudah-mudahan, harganya dapat kembali stabil,” tuturnya.

Terpisah, Geri, petani lainnya di Kecamatan Luhak Nanduo mengungkapkan perkembangan harga jagung saat ini memang tidak stabil dan berfluktuatif. Setelah sempat mendapat angin segar dengan naiknya harga jagung dari Rp1.800 per Kg menjadi Rp2.400 per Kg, kini harganya kembali merosot ke harga Rp2.200 per Kg.

Kondisi ini membuat para petani jagung kembali resah dengan harga jagung yang relatif rendah. Lebih-lebih pada musim panen seperti saat sekarang ini.
“Harga jagung pipilan saat ini, memang belum sampai membuat petani mengalami kerugian, hanya saja keuntungan yang didapatkan petani menurun dari biasanya,” katanya.

Dengan terus menurunnya harga jagung ini, apalagi saat masa panen saat sekarang ini, dia khawatir jika harga jagung turun hingga di bawah harga Rp2.000 per Kg, maka akan membuat para petani merugi. Sebab harga tersebut batas terbawah petani memperoleh keuntungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar