Jumat, 13 Mei 2011

Polda Sumbar Periksa Tiga Ketua Pokmas Alamanda Kinali


Pasbar-IMAPASBAR
Terkait dugaan pemotongan dana gempa di Pokmas Alamada II, Kinali, Pasaman Barat yang dilakukan Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK). Senin (9/5), tiga ketua pokmas diperiksa penyidik Direktorat Reskrim Polda Sumbar.

Pemeriksaan guna melengkapi berkas kasus pemotongan dana gempa sebesar Rp 20 juta terhadap Pokmas Alamanda II.
Ketiga ketua Pokmas itu, Pokmas Alamada I, Amirudin, Pokmas Alamanda II Surasa dan Ketua Pokmas Alamanda IV, Samordaili.
Kasubdit I Pidana Korupsi (Pidkor) AKBP. H. Deni Sihaan menyebutkan, kasus ini masih dalam lidik. Pihaknya telah meminta keterangan empat orang saksi. Kemungkinan, saksi akan terus bertambah. Sebab, keterangan saksi belum lengkap.
Dia menyebutkan, jika pihaknya sudah menemukan bukti lengkap atas pemotongan dana gempa itu, maka penyidik akan melakukan gelar perkara.
“Jika gelar perkara dilakukan, kita memulai tahap penyidikan. Di tahap penyidikan ini, kita akan memanggil ketua PJOK itu,” ujarnya.
Amirudin, membenarkan adanya kekurangan dana bantuan gempa sebesar Rp20 juta. Bahkan hingga kini, dana itu belum dikembalikan oleh pihak PJOK Pasaman Barat.
Dana bantuan yang kurang itu, lanjutnya, merupakan pencairan tahap I pada 16 Februari 2011 sebesar Rp177.500,000.
Namun, uang yang dite rima dari PJOK melalui rekening Pokmas, hanya sebesar Rp155.500,000.
“Semua Pokmas di Jorong Alambanda, terpaksa beriuran sebesar Rp160 ribu untuk menutupi kekurangan. Sebab, fasilitator Jorong Alambanda, sama sekali tidak mengetahui kenapa uang bantuan dana gempa kami bisa berkurang saat dicairkan,” ujarnya.
Dugaan pemotongan dana gempa itu, pertama kali disampaikan LSM Tim Operasional Penindakkan Penyelamatan Aset Negara (Toppan) RI, yang menemukan adanya kejanggalan terhadap pencairan dana gempa di kelompok Pokmas, Alamanda II. Temuan diserahkan ke Dit Reskrim Polda Sumbar.
Sekretaris Toppan RI, Nisnardi mengatakan, di Kabupaten Pasaman Barat, ada tiga kecamatan yang mengalami kerusakan yang cukup parah akibat gempa 2009.
Ketiga kecamatan itu, Ki nali, Luhak nan duo dan Ranah Pasisia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar